Sebuah penjara
Bastille memang sebuah penjara. Pertama kali digunakan oleh Louis XIII sebagai penjara. Tapi, sebelumnya Bastille adalah sebuah benteng pertahanan Saint-Antoine yang dibangun pada 1370-1383 pada masa Perang Seratus Tahun. Benteng tersebut dibangun untuk mempertahankan Paris dari serangan Inggris.
Bentuknya dibangun persegi panjang yang tidak teratur dengan delapan menara. Panjangnya 70 meter, lebar 30 meter dengan menara dan dinding sepanjang 25 meter. Bastille dikelilingi parit yang luas. Aslinya terdapat dua halaman dan kamar yang menghadap ke dinding. Bastille hanya mampu menampung 50 orang. Kondisinya jauh lebih menyedihkan ketimbang penjara lain di Paris.
Bastille diisi oleh penjahat kelas atas, tahanan politik dan mata-mata. Pada masa itu berlaku bahwa perintah raja adalah perintah Tuhan. Makanya tak perlu pengadilan untuk menjebloskan orang ke sana. Selain itu juga, banyak rumor tentang kerahasiaan penghuni dan aktivitas di dalamnya sehingga menjadikan citra Bastille makin menyeramkan.
Penyerbuan
Kebijakan kerajaan yang sangat memaksa membuat rakyat menderita. Raja meminta pajak seenaknya, jual beli surat pengampunan dosa dilakukan oleh orang kaya dan bangsawan, orang miskin yang tidak mampu membelinya dijebloskan seenaknya ke penjara. Sementara, kaum Gereja memiliki hak-hak istimewa dan bertindak sewenang-wenang.
Singkatnya, pada saat itu Bastille menjadi simbol kekejaman kerajaan dan kaum Gereja. Itulah sebabnya rakyat yang tidak tahan terhadap penderitaan menyerbu Bastille.
Ketika memasuki Bastille, para pejuang menjarah persediaan peluru dan mesiu untuk senjata. Kemudian membebaskan tujuh tahanan penting. Gubernur dan beberapa penjaga dibunuh dengan sadis. Walaupun para penjaga sudah menyerah, kepala mereka ditombak dan diarak keliling kota.
Kemenangan para pejuang didukung oleh sebagian besar tentara Perancis, itulah yang membuat penyerbuan itu berjalan mulus. Simbol kekejaman diruntuhkan dengan kekejaman yang sama.
Hari Nasional
Tanggal 14 Juli 1789 adalah hari penyerbuan itu. Hari itu menjadi tonggak berkobarnya revolusi Perancis yang meruntuhkan sistem monarki di Perancis. Louis XVI menuliskan dalam buku hariannya Rien yang berarti “Tidak” karena setelah penyerbuan berakhir dia berakhir juga bersama istrinya yang boros Marie Antoinette.
Mereka dipancung di bawah pisau guillotine, pisau yang sama yang menjadi simbol kekejaman kerajaan. Perancis tak punya hari kemerdekaan, tapi hari nasional mereka adalah hari terjadinya penyerbuan tersebut, yaitu 14 Juli.
0 komentar:
Posting Komentar